Sering Dipakai Ngaji, Rumah Haji Musa Tak Bisa Dirobohkan Walau Pakai Eskavator

Aneh Tapi Nyata - Rumah milik Haji Musa di RT 11/03 di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur saat ini menjadi perhatian warga sekitar. Pasalnya, rumah tersebut benar-benar masih berdiri kokoh di tengah pembongkaran pemukiman di Kampung Pulo.

Warga sekitar meyakini, kalau rumah Haji Musa sangat istimewa karena kerap dipakai buat pengajian dan shalat berjamaah. Apalagi, sang pemilik rumah juga dikenal dermawan oleh warga sekitar.



Salah seorang penduduk Kampung Pulo, Mita mengatakan, rumah yang ada di bantaran kali Ciliwung, tepatnya di RT 11/03, milik Haji Musa itu, sampai saat ini masih berdiri kokoh. Pasalnya, warga menyakini kalau rumah tersebut merupakan rumah yang istimewa.

Pasalnya, sejak hari pertama dilakukannya penertiban, belum ada satu pun alat berat yang mampu merobohkannya. Saat alat berat berupa Eskavator hendak merobohkan rumah yang kerap dijadikan sebagai tempat pengajian oleh warga sekitar itu, mesinnya selalu mati.



"Katanya kalau mau robohin rumah milik Haji Musa itu beckhonya mati. Udah ada tiga beckho yang coba robohin, tapi ga bisa- bisa. Katanya sih itu rumah di jaga karena kan selalu dipakai buat pengajian," ujarnya di lokasi, Sabtu (22/8/2015).

Selain itu, kata ibu beranak tiga itu, pemilik rumah yang bernama Haji Musa itu memang dikenal sebagai orang yang dermawan dan sering menyantuni anak-anak yatim disekitarnya.

"Orangnya baik, dermawan, suka ngaji. Jadi pantas saja kalau dia dan rumahnya dijaga. Makanya, sekarang-sekarang, beckho ga berani robohin lagi, pasti cuma dilewatin saja. Saya juga lihat rumah milik Haji Musa itu karena penasaran sama rumahnya," jelasnya.

Sementara itu, Menurut salah satu tetangga Haji Musa yang bernama Titin, rumah tersebut sulit dirubuhkan oleh petugas Pemerintah DKI Jakarta dengan berbagai alat berat, padahal rumah-rumah di sekelilingnya sudah diratakan dengan tanah.

"Sampai empat kali mau dihancurin pakai bulldozer, tapi nggak bisa, Itu biasanya hari Jumat dipakai untuk ngaji dan buat salat tarawih, tapi pemiliknya sudah meninggal, mungkin masih ada keistimewaannya. Jadi wajar lah kalau sulit dirobohkan," " kata warga RT 11, RW 3, bernama Titin.

Titin mengaku melihat sendiri tiap kali alat-alat berat tersebut hendak merubuhkan bangunan, mesinnya mati. Setelah mesin dihidupkan lagi dan alat akan mendesak rumah, mesin mati lagi. Pengemudi alat berat sampai bingung sendiri.

0 Response to "Sering Dipakai Ngaji, Rumah Haji Musa Tak Bisa Dirobohkan Walau Pakai Eskavator"

Posting Komentar