BERBICARA mengenai pendidikan, tentunya tidak akan pernah terlepas dari peran pengajar atau pendidik itu sendiri. Mungkin sebagian orang berpikir bahwa menjadi seorang pengajar itu adalah hal yang mudah. Hanya sebatas memberikan materi kepada anak lalu selesai. Padahal menjadi seorang pengajar bukanlah hal yang mudah.
Menjadi seorang pengajar merupakan hal yang sangat mulia. Mendidik seseorang untuk menjadi manusia yang paripurna adalah hal yang sangat luar biasa terlebih mendapatkan balasan yang luar biasa pula dari Allah Swt. Namun tugas mulia ini bukanlah perkara yang mudah.
Ini adalah sebuah perkara agung yang dilalaikan banyak kalangan pengajar dan pendidik, yaitu menanamkan dan membangun prinsip mengikhlaskan ilmu dan amal hanya untuk Allah. Ini merupakan perkara yang tidak dipahami oleh kebanyakan orang. Berapa banyak ilmu yang bermanfaat dan amal-amalan yang mulia untuk umat, namun pemiliknya tidak memiliki manfaat dari ilmunya tersebut. Yang demikian itu disebabkan karena pemiliknya tidak mengikhlaskan ilmu dan amal mereka serta tidak menjadikannya di jalan Allah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Saw bersabda, “…dan seorang laki-laki yang belajar dan mengajarkan ilmu serta membaca Al-Quran, lalu ia didatangkan dan Allah mengingatkan nikmat-nikmat-Nya (kepadanya) dan dia pun mengenalnya. Allah berfirman, ‘Apa yang kamu lakukan padanya?’ dia berkata, ‘Saya belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Quran demi Engkau.’ Allah berfirman, ‘Kamu berdusta, akan tetapi kamu belajar ilmu supaya dikatakan alim; kamu membaca Al-Quran supaya dikatakan qari, dan itu telah dikatakan. Kemudian diperintahkan agar dia diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam api neraka…”(HR.Muslim)
Karena itu seharusnya bagi para pengajar dan pendidik agar menanamkan sifat ikhlas dalam ilmu dan amal karena Allah pada diri anak didiknya, juga berharap mendapat pahala dan ganjaran dari Allah. Kemudian, jika mendapatkan sanjungan dan pujian dari manusia, itu adalah anugrah dan nikmat dari Allah, dan segala puji hanya milik Allah.
Poros itu semua terdapat pada niat, dan niat tempatnya adalah di dada; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari Allah.
“Katakanlah, ‘Jika kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam (hati) kalian atau kalian nampakkannya pasti Allah mengetahuinya’.”(QS. Al-Imran: 29)
“Katakanlah, ‘Jika kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam (hati) kalian atau kalian nampakkannya pasti Allah mengetahuinya’.”(QS. Al-Imran: 29)
Maka barang siapa yang niatnya murni karena Allah, hendaklah berbahagia dengan pengabulan amalnya dan ganjaran pahala dari Allah.
Seorang pengajar harus menyertakan hakikat tersebut semenjak awal dan terus menerus mengingatnya. Selain itu, merupakan kewajiban bagi seorang pengajar untuk menanamkan hakikat ikhlas pada diri anak didiknya.[]
Sumber: Begini Seharusnya Menjadi Guru/Fu’ad bin Abdul Aziz asy-Syalhub/Darul Haq
Sumber: Begini Seharusnya Menjadi Guru/Fu’ad bin Abdul Aziz asy-Syalhub/Darul Haq
0 Response to "Hal yang Harus diperhatikan oleh Seorang Pengajar"
Posting Komentar